Edukasi ASN di era Sociaty 5.0 menjadikan ASN yang ber-AKHLAK

 


Edukasi ASN di era Sociaty 5.0 menjadikan ASN yang ber-AKHLAK


Pendahuluan

 

Dalam membangun budaya kerja yang hebat di era society 5.0 ASN dituntut dapat bersikap dan berpikir maju dan harus mengikuti pola perkembangan zaman dalam memberikan pelayanan. Society 5.0 adalah manusia yang sebagai sumber daya utama dituntut dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi Industri 4.0 dan berpusat di teknologi. Pada Era ini, dimana sejumlah besar informasi dari sensor wilayah fisik diakumulasikan kedalam wilayah maya, big data dianalisis oleh Artificial Intellegence (AI), dan hasilnya akan dikembalikan ke wilayah fisik untuk dimanfaatkan oleh masyarakat. Era Society 5.0 (mau tidak mau, suka tidak suka) mengharuskan kita untuk dapat membangun talenta digital dan menginkatkan literasi digital kepada masyarakat umum. Terdapat 6 (enam) tips dalam menghadapi era tersebut : 1. Ketahui kebutuhan dan prioritas hidup; 2. Buat jadwal dan to-do-list; 3. Kenali diri dan waktu produktivitas; 4. Komunikasi dan kolaborasi; 5. Set boundaries.

Saat ini, ASN dihadapkan pada tantangan dalam berbagai bidang. Peningkatan kapasitas dan kompetensi menjadi sumber permasalahan yang harus diselesaikan. Upaya-upaya kolaboratif dalam penyelenggaraan pemerintahan harus terus ditingkatkan, baik kolaborasi lintas organisasi, lintas daerah, lintas ilmu, dan lintas profesi. Saat ini kolaborasi antar ASN sangat diutamakan dan tidak boleh lagi ada ego, baik ego sektor, ego daerah, dan ego ilmu dan lainnya.

Penetapan core values ASN BerAKHLAK dilakukan sebagai akselerasi transformasi ASN. Core values BerAKHLAK dilatarbelakangi oleh adanya penerjemahan yang berbeda-beda terhadap nilai-nilai dasar serta kode etik dan kode perilaku ASN yang tertuang dalam UU No. 5/2014 tentang ASN. Karenanya, perlu ditetapkan satu Core values ASN untuk mensarikan nilai-nilai dasar ASN ke dalam satu kesamaan persepsi yang lebih mudah dipahami dan diterapkan oleh seluruh ASN. Berbagai nilai-nilai yang ada di instansi pemerintah digabungkan dan dikerucutkan menjadi tujuh nilai yang dapat berlaku secara umum.

Dengan ditetapkannya core values memberikan penguatan budaya kerja ASN yang profesional sekaligus memudahkan proses adaptasi bagi ASN ketika melakukan mobilitas antar instansi pemerintah. Adanya satu core values yang berlaku secara umum turut memperkuat peran ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa.

Perubahan menuju birokrasi dinamis tentu tidak bisa diraih dengan cara-cara lama. Diperlukan perubahan fundamental pada pola pikir dan sikap mental ASN yang tadinya hierarkis menjadi lebih lincah dan inovatif.

 

 

Pembahasan

Pentingnya edukasi di lingkungan ASN adalah suatu keharusan yang dilakukan disetiap instansi pemerintahan, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Untuk menciptakan ASN yang Ber-Akhlak diperlukan manajemen edukasi ASN yang berbasis outcome. Manajemen edukasi ASN berbasis outcome adalah bagaimana cara mendidik para ASN dengan berbagai macam metode dengan tujuan menghasilkan ASN yang ber-Akhlak. Karena ASN saat ini adalah asset bangsa yang harus diedukasi, agar kedepannya ASN yang diedukasi ini mampu menjalankan roda-roda pemerintahan dengan baik dan dirasakan kebermanfaatannya.

Saat ini budaya-budaya luar yang masuk ke Indonesia berdampak nyata keseleruh penjuru sektor kehidupan di Negara Indonesia tercinta. Salah satu hal contoh dalam pembahasan ini adalah aplikasi TIKTOK yang disalahgunakan dilingkungan ASN pada saat jam kerja. Mengutip berita yang dipublikasikan di Https://www.liputan6.com/news/read/4653359/bikin-konten-tiktok-saat-jam-kerja-tujuh-asn-pemkot-bekasi-disanksi sejumlah 7 ASN di lingkungan pemerintah daerah diberikan sanksi dikarenakan bermain TIKTOK pada saat jam kerja. Hal ini merupakan  tindakan yang tercela, terlebih pada saat jam kerja ASN yang seharusnya bekerja melayani masyarakat justru bermain TIKTOK yang tidak patut menjadi contoh teladan bagi masyarakat. Untuk diketahu bersama Tik Tok adalah sebuah aplikasi di mana para penggunanya bisa berbagi video musik dengan durasi pendek. Selain nama TikTok, dia juga dikenal dengan Douyin, sebuah video pendek vibrato.

TikTok berasal dari negeri tirai bambu “CHINA” dikenalkan dan diluncurkan pertama kali pada September 2016. Pada saat itu, aplikasi ini langsung diterima di Indonesia. Namun memang, saat itu banyak yang menyebut pengguna TikTok sebagai seorang alayers. Kabar miring soal aplikasi ini tak berhenti di situ. Indonesia pada Juli 2018, melalui Menkominfo, Pak Rudiantara, sempat memblokir TikTok. Aplikasinya dinilai tidak ramah anak. Hal ini dibuktikan dari laporan dan komplain dari ribuan pengguna. Di dalamnya ada banyak sekali konten negatif yang seharusnya tidak dipertontonkan kepada anak-anak.

Baru sepekan kemudian, TikTok bisa akses oleh pengguna Indonesia lagi. Hal ini terjadi setelah Tim TikTok melakukan negosiasi dan mengganti Term and Condition soal usia, dll. agar aksesnya bisa terbatas dan tak terlalu bebas. Pada dasarnya tiktok terdapat 2 dampak yang berpengaruh secara signifikan diantaranya dampak positif dan dampak negatif. Adapun beberapa dampak positif dari aplikasi Tiktok adalah sebagai berikut:

1. Untuk Update Berita

Di Tiktok sendiri kita dapat melihat berbagai macam berita yang telah disajikan semenarik mungkin, dapat berolahraga dan jogging dengan music yang telah ada, dapat memiliki teman di luar, dapat menjadi media pendidikan juga dengan beberapa video yang bagus.

2. Memperoleh Pendidikan atau Pengetahuan yang Luas

Dengan menggunakan aplikasi Tiktok, setiap orang dapat mempelajari banyak hal baru dari konten yang berasal dari video pendek dan teks yang ditampilkan, sehingga orang yang malas membaca teks panjang akan lebih tertarik mendengarkan video, karena Tiktok memiliki tampilan yang menarik dan unik

3. Pengembangan Inovasi, Pengetahuan, dan Keterampilan

Dalam membuat konten yang menarik, keahlian kreativitas dan inovasi diperlukan dengan mempelajari dan mengembangkan keterampilan. Hal ini dapat meningkatkan berbagai keterampilan dan inovasi. Pasalnya, melalui aplikasi Tiktok orang mulai nyaman  menunjukkan bakat atau kemampuan yang dituangkan dalam konten Tiktok.

4. Melatih Kepercayaan Diri

Aplikasi TikTok mampu melatih kepercayaan diri seseorang. Pengguna aplikasi tersebut sangat antusias bersaing muncul di depan umum. Konten yang ditampilkan membuat semua orang ingin menampilkan hal terbaik untuk ditonton audiens yang luas.

5. Menambah Teman dan Penghasilan

Konten viral yang dihadirkan Tiktok sangat berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi yang dihasilkan, seperti meningkatnya teman-teman akan menambah hubungan setiap orang. Aplikasi Tiktok juga dapat menjadi sumber pendapatan ekonomi seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Setelah dijelaskan beberapa dampak positif aplikasi   berikut ini  beberapa dampak negatif dari aplikasi TikTok

1. Banyak Konten 18+

Dalam aplikasi TikTok pengguna tidak hanya usia 17 tahun ke atas, karena sekarang Tiktok adalah aplikasi dengan unduhan tertinggi untuk 2020.  Jadi, tidak ada batas bagi pengguna Tiktok sendiri. Hal ini tentu butuh penanganan khusus terkait penyaringan konten yang mestinya ada pada aplikasi tiktok. Agar anak dibawah umur mendapatkan konten yang semestinya, sehingga konsumsi konten bisa tertarget dan memberi manfaat lebih bagi pengguna.

2. Anak-anak dan Remaja Kecanduan Bermain Gadget

Anak-anak dan remaja yang menggunakan aplikasi TikTok lupa dalam belajar. Hal ini di sebabkan mereka telah kecanduan dengan gadget. Dan bahkan mereka jarang membantu orang tua di rumah. Mereka lebih cenderung tertutup dan jarang bersosialisai.

3. Terdapat Video yang Tidak Pantas

Keberadaan video yang tidak pantas untuk ditampilkan untuk remaja dan anak-anak. Seperti yang kita ketahui sekarang ada individu yang tidak bertanggung jawab membuat video yang mengkhianati agama seperti menghina Nabi Muhammad S.A.W. dan yang lainnya hanya karena mereka ingin menjadi terkenal atau viral.

4. Membuat Seseorang menjadi Sindrom

Aplikasi ini juga dapat membuat seseorang menjadi sindrom Tiktok ini dapat membahayakan diri mereka sendiri. Sindrom Tiktok ini dapat membuat mereka memindahkan tubuh mereka sendiri tanpa menyadarinya

5. Rasa Narsis Makin Meningkat

Asset penting dalam sebuah media sosial adalah like, share dan komen. Seperti halnya aplikasi-aplikasi yang sudah terdahulu, dan sekarang ini terjadi pada aplikasi TikTok. Tidak heran remaja Indonesia bersedia melakukan banyak hal untuk mendapatkan like, komen yang fantastis. Oleh karena itu, banyak unggahan yang merusak moral anak-anak karena aplikasi Tiktok tidak memilah video yg layak untuk diunggah. Misalnya, seorang wanita yang menari dengan hal-hal erotis yang berbau pornografi.

6. Rasa Malu yang Telah Hilang

Seseorang yang memiliki aplikasi Tiktok Vidio akan berlaku tidak punya malu. Dengan adanya tiktok seseorang akan bergoyang dan berjoget sesuai dengan keinginannya, tanpa memikirkan pantas atau tidaknya. Dan jika ini terjadi pada anak sekolah, maka pendidikan karakter yang telah diberikan oleh sekolah kepada murid-muridnya tampaknya tidak berfungsi untuk karakter moral, etis dan mulia.

7. Boros Waktu

Penggunaan Tiktok yang semakin meningkat dapat memengaruhi manajemen waktu jika tidak diatur dengan baik. Banyak dari mereka terlalu fokus melihat dan membuat konten yang selalu muncul di Tiktok, tanpa memperhitungkan akan membuang waktu dengan sia-sia. Jadi pekerjaan yang seharusnya wajib dilakukan menjadi tertunda.

8. Onset Tipuan

Gaya dan informasi yang didistribusikan oleh setiap individu dalam aplikasi TikTok ini dapat dengan mudah menyebabkan tipuan karena tidak jelas sumber dan validitas konsekuensinya, jumlah informasi belum diketahui.

9. Pembanding Kehidupan

TikTok dapat memicu untuk membandingkan kehidupan sosial dan ekonomi di masyarakat. Keberadaan konten yang menunjukkan perbedaan dalam kehidupan sosial dan ekonomi membuat Tiktok sebagai media untuk menunjukkan perbedaan dalam status di masyarakat, yang dapat menyebabkan kecemburuan sosial kepada sebagian orang.

Kesimpulan

Dari beberapa penjelasan yang telah disebutkan diatas, bahwa pentingnya meng-edukasi ASN menjadi ASN yang ber-Akhlak. Budaya-budaya luar yang masuk ke Indonesia seperti contoh yang telah disebutkan diharapkan dampak-dampak negatif budaya luar tersebut tidak mempengaruhi kinerja  dan kualitas para ASN dilingkungan pemerintahan.  Maka dari itu ASN selayaknya menjadi role model sebagai contoh untuk masyarakat. Berprestasi serta berpedoman dasar kepada layanan dan kebermanfaatan kepada masyarakat. Untuk kita ketahui juga bahwa BerAKHLAK merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Core Values ASN ini adalah inti dari nilai-nilai dasar ASN sesuai dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Core values ini menjadi titik tonggak penguatan budaya kerja, yang tidak hanya dilakukan pada ASN tingkat pusat namun juga pada tingkat daerah, sebagaimana pesan Presiden Joko Widodo, “ASN yang bertugas sebagai pegawai pusat maupun pegawai daerah harus mempunyai core values yang sama.” BerAKHLAK merupakan panduan perilaku bagi ASN. Nilai dasar yang harus dijalankan dengan penuh tanggung  jawab, dan menjadi fondasi budaya kerja ASN yang profesional. Adapun detil dari nilai-nilai tersebut adalah:

Berorientasi Pelayanan:

Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan, serta melakukan perbaikan tiada henti.

Akuntabel:

Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, serta disiplin dan berintegritas tinggi. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien, dan tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.

Kompeten

Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah. Membantu orang lain belajar, dan melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

Harmonis

Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya. Suka menolong orang lain, dan membangun lingkungan kerja yang kondusif.

Loyal

Memegang teguh ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah, menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara, serta menjaga rahasia jabatan dan negara.

Adaptif

Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas, dan bertindak proaktif.

Kolaboratif

Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah, dan menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama. Bersamaan dengan peluncuran core values ASN BerAKHLAK, Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo, juga mencetuskan employer branding #BanggaMelayaniBangsa di dalam sanubari para ASN di Indonesia. Branding ini menunjukkan bahwa ASN adalah profesi yang bangga dalam melayani bangsa. Profesi ASN patut dibanggakan karena ASN diberi pengakuan dan penghargaan yang adil, diberi kesempatan meningkatkan kompetensi seluas-luasnya, dan diberi kesempatan terbuka untuk berkarier.Dengan kebanggaan tersebut, diharapkan ASN juga harus mampu menyeimbangkan harapan dan ekspektasi organisasi terhadap dirinya, dengan terus meningkatkan kinerja secara terus menerus, selalu belajar untuk meningkatkan kapasitas, dan menyesuaikan perilaku dengan core values.

 

Tulisan Kang Mus

25 Agustus 2022


Sumber :
1. Pemikiran Penulis
2. Kutipan di beberapa media informasi 



 

 

Komentar

Postingan Populer