“Artificial Intelligence (AI)” Serupa Tapi Tak Sama Karena "AI" Tak Punya Hati ?
Akhir-akhir ini sedang
hangat-hangatnya para ilmuwan, akademisi dan para pakar membahas Artificial
Intelligence (AI). Semua orang beramai-ramai bahkan menggunakan Artificial
Intelligence (AI) ini bahkan menjadi ketergantungan karenanya. Banyak sebagian
orang juga masih banyak belum mengenal apa itu Artificial Intelligence (AI).
Berikut ini penulis akan mencoba menelisik perihal Artificial Intelligence (AI)
yang penulis rangkum dari berbagai sumber.
Kecerdasan Buatan, sering disingkat
AI atau Artificial Intelligence. AI adalah bidang ilmu komputer yang berfokus
pada pengembangan mesin cerdas yang dapat melakukan tugas-tugas yang biasanya
membutuhkan kecerdasan manusia. AI melibatkan studi dan desain agen cerdas yang
dapat memahami lingkungannya, bernalar, belajar, dan membuat keputusan
berdasarkan informasi yang tersedia.
AI mencakup berbagai teknik dan
pendekatan, termasuk pembelajaran mesin, pemrosesan bahasa alami, visi
komputer, sistem pakar, dan robotika. Teknologi-teknologi ini memungkinkan
mesin untuk menganalisis data dalam jumlah besar, mengenali pola, memahami dan
merespons bahasa manusia, dan bahkan meniru perilaku seperti manusia.
Beberapa waktu yang lalu penulis
mencoba mempraktikkan AI dengan menggunakan aistudio. Sebuah platform yang mana
telah tersedia tools-tools/menu-menu seperti berikut.
Pada tampilan diatas, terdapat gambar
orang-orang yang telah tersedia pada template yang tersedia. Bahkan yang lebih
uniknya, gambar/orang-orang tersebut bisa berbicara / mengeluarkan suara sesuai
dengan apa yang akan user/pengguna perintahkan. Cukup dengan hanya menulis teks
yang tersedia. Gambar-gambar yang tadinya diam akan menjadi bergerak dan
bersuara. Lebih parahnya lagi, foto-foto/gambar-gambar kita secara pribadipun
dapat dibuat sedemikan rupa. Bahkan foto pribadi kita yang tidak bergerak akan
menjadi bergerak dan yang tadinya tidak bersuara akan menjadi bersuara. Penulis
merasakan takjub yang luar biasa dengan
perkembangan teknologi saat ini.
Namun ada
sesuatu hal yang menarik untuk menjadi pembahasan dan menjadi pemikiran penulis
diantaranya adalah dampak positif dan negatifnya seperti apa terhadap manusia nantinya.
Semakin berkembangnya teknologi dan semakin banyaknya sistem-sistem yang dibuat
oleh manusia dengan segala macam perkembangan dan kecanggihannya pasti ada konsekuaensinya.
Berikut dampak positif dan negatif menurut penulis jika “AI” Artificial
Intelligence ini dikendalikan atau tidak dikendalikan dengan secara proposional,
diantaranya :
Berikut Dampak Positif “AI” :
1. Kemajuan dalam Perawatan Kesehatan
Salah satu bidang yang paling
signifikan di mana AI memberikan dampak positif adalah di bidang kesehatan.
Algoritme yang didukung AI dapat menganalisis sejumlah besar data medis untuk
mendeteksi pola dan membuat prediksi yang akurat. Hal ini dapat meningkatkan
diagnosis, mengidentifikasi potensi risiko, dan membantu pengembangan rencana
perawatan yang dipersonalisasi.
Sebagai contoh, algoritme AI dapat membantu dokter dalam
menganalisis gambar medis seperti sinar-X dan MRI, sehingga memungkinkan
interpretasi yang lebih cepat dan akurat. Asisten virtual bertenaga AI juga
dapat membantu pasien dengan memberikan saran perawatan kesehatan yang
dipersonalisasi dan pengingat untuk minum obat.
2. Meningkatkan Efisiensi dan
Otomatisasi
AI merevolusi industri dengan
meningkatkan efisiensi dan mengotomatisasi tugas-tugas yang berulang. Hal ini
memungkinkan para profesional untuk fokus pada aspek yang lebih kompleks dan
kreatif dalam pekerjaan mereka. Misalnya, di sektor manufaktur, robot bertenaga
AI dapat melakukan tugas yang berulang-ulang dengan presisi dan kecepatan,
sehingga meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya operasional.
Demikian pula, dalam layanan
pelanggan, chatbot yang didukung AI dapat menangani pertanyaan yang sering
diajukan dan memberikan dukungan instan kepada pelanggan. Hal ini tidak hanya
meningkatkan kepuasan pelanggan, tetapi juga mengurangi beban kerja agen
manusia, sehingga mereka dapat fokus pada masalah pelanggan yang lebih
kompleks.
3. Peningkatan Transportasi dan Keselamatan
AI memainkan peran penting dalam
mengubah sistem transportasi. Mobil swakemudi, yang didukung oleh algoritme AI,
memiliki potensi untuk meningkatkan keselamatan di jalan raya dan mengurangi
kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan manusia. Kendaraan otonom ini juga
dapat membantu mengurangi kemacetan lalu lintas dengan mengoptimalkan rute dan
berkoordinasi dengan kendaraan lain.
Selain itu, algoritme yang didukung
oleh AI dapat menganalisis data dari berbagai sumber, termasuk kamera lalu
lintas dan sensor, untuk mendeteksi pola dan memprediksi potensi masalah. Hal
ini memungkinkan pemeliharaan infrastruktur transportasi secara proaktif,
memastikan perjalanan yang lebih aman dan efisien.
4. Pendidikan yang Dipersonalisasi
AI memiliki potensi untuk merevolusi
sektor pendidikan dengan memberikan pengalaman belajar yang dipersonalisasi.
Algoritme AI dapat menganalisis pola pembelajaran dan preferensi masing-masing
siswa dan membuat jalur pembelajaran yang disesuaikan. Hal ini memastikan bahwa
siswa menerima instruksi khusus yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar mereka
yang unik.
Selain itu, tutor virtual yang
didukung oleh AI dapat memberikan umpan balik dan bantuan langsung kepada
siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar mereka. Teknologi ini juga
dapat membantu mengidentifikasi siswa yang mungkin membutuhkan dukungan atau
intervensi tambahan, sehingga memungkinkan pendidik untuk memberikan intervensi
tepat waktu.
Dampak Negatif “AI”
1. Perpindahan Pekerjaan
Salah satu kekhawatiran utama seputar
AI adalah potensi pemindahan pekerja manusia. Dengan kemajuan teknologi
AI, mesin menjadi lebih mampu melakukan tugas-tugas yang sebelumnya hanya dapat
dilakukan oleh manusia. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang pengangguran
dan kesenjangan yang semakin lebar antara tenaga kerja terampil dan tidak
terampil.
Sebagai contoh, otomatisasi di
industri manufaktur telah menyebabkan hilangnya pekerjaan bagi banyak pekerja
berketerampilan rendah. Demikian pula, algoritme yang digerakkan oleh AI dalam
layanan pelanggan dan peran administratif telah mengurangi kebutuhan akan
campur tangan manusia. Meskipun AI telah menciptakan peluang kerja baru di
berbagai bidang seperti ilmu data dan pembelajaran mesin, transisi bagi pekerja
yang tergeser bisa menjadi tantangan tersendiri.
2. Risiko Privasi dan Keamanan
Berkembangnya teknologi bertenaga AI
juga menimbulkan kekhawatiran tentang privasi dan keamanan. Karena sistem AI
mengumpulkan dan menganalisis data dalam jumlah besar, terdapat risiko akses
yang tidak sah atau penyalahgunaan informasi pribadi. Hal ini dapat menyebabkan
pelanggaran privasi dan potensi ancaman terhadap keamanan pribadi dan keuangan
individu.
Selain itu, meningkatnya
ketergantungan pada sistem AI dalam infrastruktur penting, seperti transportasi
atau perawatan kesehatan, menciptakan kerentanan yang dapat dieksploitasi oleh
penjahat siber. Mengamankan sistem AI dan memastikan langkah-langkah
perlindungan data yang kuat sangat penting untuk mengurangi risiko ini.
3. Hilangnya Hubungan Sosial Manusia
Meskipun AI telah memungkinkan
komunikasi dan konektivitas tanpa batas, AI juga dapat menyebabkan hilangnya
hubungan antarmanusia. Ketika teknologi AI menjadi semakin canggih, ada risiko
berkurangnya interaksi interpersonal. Misalnya, penggunaan chatbot atau asisten
virtual yang digerakkan oleh AI untuk layanan pelanggan dapat menyebabkan
kurangnya empati dan pemahaman manusia.
Selain itu, munculnya AI di industri
hiburan dan media, seperti virtual reality atau konten yang dihasilkan oleh AI,
menimbulkan pertanyaan tentang keaslian pengalaman manusia. Sangatlah penting
untuk menyeimbangkan antara kenyamanan dan efisiensi yang ditawarkan oleh AI
dan pelestarian hubungan antarmanusia yang asli.
4. 4. Konsekuensi dan Ketergantungan yang Tidak Diinginkan
Terakhir, integrasi AI yang cepat ke
dalam berbagai domain dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan dan
ketergantungan yang berlebihan pada teknologi. Hal ini sangat membahayakan apabila
seseorang telah ketergantungan/kecanduan dengan teknologi. Sehingga manusia tidak
bisa lagi menjalani hidup ini tanpa teknologi. Padahal dahulu, jauh sebelum
berkembangnya teknologi seperti saat ini. Semua manusia menjalani kehidupan
dengan normal dan biasa-biasa saja.
5. Bias dan Diskriminasi
Aspek lain yang mengkhawatirkan dari
AI adalah potensinya untuk melanggengkan bias dan diskriminasi. Algoritme AI
dilatih dengan kumpulan data yang besar, yang dapat mengandung informasi yang
bias. Jika bias-bias ini tidak diidentifikasi dan dikoreksi, sistem AI dapat
melanggengkan praktik-praktik diskriminasi. Sebagai contoh, algoritme pengenal
wajah telah ditemukan memiliki tingkat kesalahan yang lebih tinggi saat
mengidentifikasi individu dengan warna kulit yang lebih gelap, yang mengarah
pada potensi bias rasial dalam sistem pengawasan.
Untuk mengatasi masalah ini, sangat
penting untuk memastikan keragaman dan inklusivitas dalam tim pengembangan AI.
Selain itu, penelitian dan pemantauan yang berkelanjutan diperlukan untuk
mengidentifikasi dan memperbaiki bias dalam algoritme AI. Pedoman dan peraturan
etika juga harus dibuat untuk mengurangi dampak negatif dari sistem AI yang
bias.
Dari beberapa dampak positif dan negative, positif ataupun negatif point
pentingnya adalah semua hal tersebut tergantung dari user (pengguna) AI itu
sendiri. Hal yang mana yang akan menjadi pilihannya dan tentunya akan berdampak
kepada user/pengguna itu sendiri. Karena pada hakikatnya menurut penulis “AI”
memanglah kecerdasan buatan yang serupa namun tak sama, karena “AI” tidak
mempunya hati seperti manusia, “AI” tidak bisa mengontrol dirinya sendiri untuk
melakukan sesuatu oleh sebabnya “AI" hanyalah sebuah alat untuk membantu
user/pengguna sesuai kebutuhannya ataukah untuk menghancurkan user/pengguna itu
sendiri” Jadi tergantung dari pilihannya, “AI” digunakan untuk apa ?
Wallahu’alam
Penulis
24 Juli 2024
Semoga Bermanfaat
Komentar
Posting Komentar